Oleh A. Sobana Hardjasaputra
(Putera Galuh, sejarawan dan pustakawan pada Fakultas Sastra Unpad)
Pengantar
Daerah Galuh yang sekarang bernama Ciamis memiliki perjalanan sejarah sangat panjang. Hal itu terbukti dari periodisasi yang dilewatinya, yaitu masa pra-sejarah, masa kerajaan (abad ke-8 – abad ke-16), masa kekuasaan Mataram, kekuasaan Kompeni, dan Belanda/Hindia Belanda (akhir abad ke-16 – awal tahun 1942), masa pendudukan Jepang (awal tahun 1942 – 15 Agustus 1945), dan masa kemerdekaan (17 Agustus 1945 – sekarang). Perjalanan sejarah Galuh yang panjang itu sampai sekarang masih belum terungkap secara komprehensip, bahkan beberapa bagian/episode sejarah Galuh masih “gelap”. Selain itu, sejarah Galuh masa kerajaan masih banyak bercampur dengan mitos atau legenda, sehingga ceritera tentang Galuh masa kerajaan pun terdapat beberapa versi.
Belum adanya penulisan sejarah Galuh yang komprehensip kiranya disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, Pemda Kabupaten Ciamis terkesan kurang menaruh perhatian terhadap sejarah daerahnya sendiri. Kedua, kurangnya sejarawan yang berminat untuk mengungkap sejarah Galuh, antara lain karena kegiatan itu memerlukan biaya cukup besar untuk mencari dan meneliti sumbernya. Sekalipun sudah ada hasil penelitian sejarah Galuh, tetapi uraiannya hanya berupa garis besar mengenai aspek atau kurun waktu tertentu.
Sejarah bukan hanya memiliki fungsi informatif, tetapi juga fungsi edukatif, bahkan sesungguhnya memiliki fungsi pragmatik, khususnya bagi pemda daerah setempat. Hal itu disebabkan sejarah adalah suatu proses kausalitas yang ber-kesinambungan. Kehidupan masa kini adalah hasil kehidupan masa lampau, dan kehidupan masa mendatang akan tergantung dari sikap kita dalam mengisi kehidupan masa sekarang. Oleh sebab itu kita harus pandai belajar dari sejarah, karena sejarah adalah “obor kebenaran” dan “obor” agar kita tidak “pareumeun obor”.
Atas dasar hal tersebut, seyogyanya bila Pemda Kabupaten Ciamis dan “Wargi Galuh” menaruh perhatian terhadap sejarah Galuh, antara lain agar kita benar-benar memahami bagaimana jati diri putera Galuh.
1. Asal-Usul dan Arti Kata Galuh
“Galuh” berasal dari kata Sansakerta yang berarti sejenis batu permata. Kata “galuh” juga biasa digunakan sebagai sebutan bagi ratu yang belum menikah (“raja puteri”). Sejarawan W.J. van der Meulen berpendapat bahwa kata “galuh” berasal dari kata “sakaloh” yang berarti “asalnya dari sungai”. Ada pula pendapat yang menyatakan, bahwa kata “galuh” berasal dari kata “galeuh” dalam arti inti atau bagian tengah batang kayu yang paling keras. Pengertian mana yang tepat dari kata “galuh” untuk daerah yang sekarang bernama Ciamis? Hal itu memerlukan kajian secara khusus dan mendalam.
2. Galuh Masa Kerajaan
Galuh memang pernah menjadi sebuah kerajaan. Akan tetapi ceritera tentang Kerajaan Galuh, terutama pada bagian awal, penuh dengan mitos. Hal itu disebabkan ceritera itu berasal dari sumber sekunder berupa naskah yang ditulis jauh setelah Kerajaan Galuh lenyap. Misalnya, Wawacan Sajarah Galuh antara lain menceriterakan bahwa Kerajaan Galuh berlokasi di Lakbok dan pertama kali diperintah oleh Ratu Galuh. Setelah banjir besar yang dialami oleh Nabi Nuh surut, pusat Kerajaan Galuh pindah ke Karangkamulyan dan nama kerajaan berganti menjadi Bojonggaluh. Dikisahkan pula putera Ratu Galuh, yaitu Ciung Wanara berselisih dengan saudaranya Hariang Banga. Perselisihan itu berakhir dengan permufakatan, bahwa kekuasaan atas Pulau Jawa akan dibagi dua. Ciung Wanara berkuasa di Pajajaran dan Hariang Banga menguasasi Majapahit. Selama belum ada sumber atau fakta kuat yang mendukungnya, kisah seperti itu adalah mitos (Bagi guru sejarah, ceritera yang bersifat mitos boleh-boleh saja disampaikan kepada para siswa, dengan catatan harus benar-benar ditegaskan, bahwa ceritera itu adalah mitos yang kebenarannya sulit dipertanggungjawabkan).
Ceritera tentang Kerajaan Galuh yang dapat dipercaya adalah berita dalam sumber primer berupa prasasti, naskah sejaman (ditulis pada jamannya atau tidak jauh dari peristiwa yang diceriterakannya), dan sumber lain yang akurat. Menurut sumber-sumber tersebut, Galuh sebagai nama satu daerah di Jawa Barat—Dalam Peta Pulau Jawa, kata “galuh” digunakan pula menjadi bagian nama atau bagian nama beberapa tempat, seperti Galuh (Purbalingga), Rajagaluh (Majalengka), Sirah Galuh (Cilacap), Galuh Timur (Bumiayu), Segaluh dan Sungai Begaluh (Leksono), Samigaluh (Purworejo), dan Hujung (Ujung) Galuh di Jawa Timur) muncul dalam panggung sejarah pada abad ke-8. Setelah Kerajaan Tarumanagara (abad ke-5 s.d. abad ke-7) berakhir, di daerah Jawa Barat berdiri Kerajaan Sunda (abad. ke-8 s.d. abad ke-16). Pusat kerajaan itu berpindah-pindah, dari Galuh pindah ke Pakuan Pajajaran/Bogor (± abad ke-11 s.d abad ke-13), kemudian pindah lagi ke Kawali (abad ke-14). Selanjutnya kerajaan itu kembali berpusat di Pakuan Pajajaran, sehingga lebih dikenal dengan nama Kerajaan Pajajaran.
Nama kerajaan seringkali berubah dengan sebutan nama ibukotanya. Oleh karena itu, tidak heran bila ketika Kerajaan Sunda beribukota di Galuh, kerajaan itu disebut juga Kerajaan Galuh. Diduga pusat/daerah inti Galuh waktu itu adalah Imbanagara sekarang. Raja terkenal yang berkuasa di Galuh adalah Sanjaya. Ketika kerajaan itu berpusat di Kawali (abad ke-14) diperintah oleh Prabu Maharaja (di kalangan masyarakat setempat, raja ini dikenal dengan nama Maharaja Kawali). Pada masa pemerintahan raja itulah agama Islam masuk ke Kawali dari Cirebon antara tahun 1528-1530.
Ketika Kerajaan Sunda/Pajajaran diperintah oleh Nusiya Mulya (paruh kedua abad ke-16), eksistensi kerajaan itu berakhir akibat gerakan kekuatan Banten di bawah pimpinan Maulana Yusuf dalam rangka menyebarkan agama Islam. Peristiwa itu terjadi tahun 1579/1580. Sejak itu Pakuan Pajajaran berada di bawah kekuasaan Banten.
Setelah Kerajaan Sunda/Pajajaran berakhir, Galuh berdiri sendiri sebagai ke-rajaan merdeka (1579/1580 – 1595). Sementara itu, berdiri pula Kerajaan Sumedang Larang (± 1580-1620) dengan ibukota Kutamaya. Kerajaan Galuh diperintah oleh Prabu (Maharaja) Cipta Sanghiang di Galuh, putera Prabu Haurkuning. Batas-batas wilayah Kerajaan Galuh waktu itu adalah : Sumedang batas sebelah utara, Galunggung dan Sukapura batas sebelah barat, Sungai Cijulang batas sebelah selatan, dan Sungai Citanduy batas sebelah timur. Perlu disebutkan bahwa daerah Majenang, Dayeuhluhur, dan Pegadingan yang sekarang masuk wilayah Jawa Tengah, semula termasuk wilayah Galuh. Di tempat-tempat tersebut sampai sekarang pun masih terdapat orang-orang berbahasa Sunda.
3. Galuh di bawah kekuasaan Mataram
Di bawah kekuasaan Mataram, daerah-daerah di Priangan yang semula berstatus kerajaan berubah menjadi kabupaten. Galuh berada di bawah kekuasaan Mataram antara tahun 1595-1705. Galuh pertama kali jatuh ke dalam kekuasaan Mataram, ketika Mataram diperintah oleh Sutawijaya alias Panembahan Senopati (1586-1601). Oleh penguasa Mataram, Galuh dimasukkan ke dalam wilayah administratif Cirebon. Setelah Prabu Cipta Sanghiang di Galuh meninggal, ia digantikan oleh puteranya bernama Ujang Ngekel bergelar Prabu Galuh Cipta Permana (1610-1618), berkedudukan di Garatengah (daerah sekitar Cineam, sekarang masuk wilayah Kabupaten Tasikmalaya). Prabu Galuh Cipta Permana yang telah masuk Islam (semula beragama Hindu) menikah dengan puteri Maharaja Kawali bernama Tanduran di Anjung. Selain Garatengah, di wilayah Galuh terdapat pusat-pusat kekuasaan, dikepalai oleh seseorang yang ber-kedudukan sebagai bupati dalam arti raja kecil. Pusat-pusat kekuasaan itu antara lain Cibatu, Utama (Ciancang), Kertabumi (Bojong Lopang), dan Imbanagara.
Mataram menguasai Galuh kemudian Sumedang Larang (1620) dalam usaha menjadikan Priangan sebagai daerah pertahanan di bagian barat dalam menghadapi kemungkinan serangan pasukan Banten dan Kompeni yang berkedudukan di Batavia. Kekuasaan Mataram di Galuh lebih tampak ketika Mataram diperintah oleh Sultan Agung (1613-1645) dan Galuh diperintah oleh Adipati Panaekan (1618-1625), putera Prabu Galuh Cipta Permana, selaku Bupati Wedana. Penguasaan Mataram terhadap Galuh dan Sumedang Larang sifatnya berbeda. Galuh dikuasai oleh Mataram melalui cara kekerasan, karena pihak Galuh melakukan perlawanan. Sebaliknya, Sumedang Larang jatuh ke bawah kekuasaan Mataram karena berserah diri, antara lain karena adanya hubungan keluarga antara Raden Aria Suriadiwangsa penguasa Sumdang Larang dengan penguasa Mataram.
Tahun 1628 Mataram merencanakan penyerangan terhadap Kompeni di Batavia dan meminta bantuan para kepala daerah di Priangan. Ternyata rencana itu me-nimbulkan perbedaan pendapat yang berujung menjadi perselisihan di antara para kepada daerah di Priangan. Dalam hal ini, Adipati Panaekan berselisih dengan adik iparnya, yaitu Dipati Kertabumi, Bupati Bojonglopang, putera Prabu Dimuntur. Dalam perselisihan itu Adipati Panaekan terbunuh (1625). Ia digantikan oleh puteranya bernama Mas Dipati Imbanagara yang berkedudukan di Garatengah (Cineam). Pada masa pemerintahan Dipati Imbanagara, ibukota Kabupaten Galuh dipindahkan dari Garatengah (Cineam) ke Calincing. Tidak lama kemudian pindah lagi ke Bendanegara (Panyingkiran).
Ketika pasukan Mataram menyerang Batavia (1628), kepala daerah di Priangan memberikan bantuan. Pasukan Galuh dipimpin oleh Bagus Sutapura, pasukan Priangan dipimpin oleh Dipati Ukur, Bupati Wedana Priangan. Dipati Ukur memang mendapat tugas khusus dari Sultan Agung untuk mengusir Kompeni dari Batavia. Ternyata Dipati Ukur gagal melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, ia memberontak terhadap Mataram.
Pemberontakan Dipati Ukur yang berlangsung lebih-kurang empat tahun (1628-1632) merupakan faktor penting yang mendorong Sultan Agung tahun 1630-an memecah wilayah Priangan di luar Sumedang menjadi beberapa kabupaten, termasuk Galuh. Wilayah Galuh dipecah menjadi beberapa pusat kekuasaan kecil, yaitu Utama diperintah oleh Sutamanggala, Imbanagara diperintah oleh Adipati Jayanagara, Bojong-lopang diperintah oleh Dipati Kertabumi, dan Kawasen diperintah oleh Bagus Sutapura. Khusus kepala-kepala daerah yang berjasa membantu menumpas pemberontakan Dipati Ukur diangkat oleh Sultan Agung menjadi bupati di daerah masing-masing. Tahun 1634 Bagus Sutapura dikukuhkan menjadi Bupati Kawasen—Kepala daerah lain yang diangkat menjadi bupati antara lain Ki Astamanggala (Umbul Cihaurbeuti) menjadi bupati Bandung dengan gelar Tumenggung Wiraangunangun, Ki Wirawangsa (Umbul Sukakerta) menjadi bupati Sukapura dengan gelar Tumenggung Wiradadaha, dan Ki Somahita (Umbul Sindangkasih) menjadi bupati Parakanmuncang dengan gelar Tumenggung Tanubaya.) (daerah antara Banjarsari – Padaherang). Ia memrintah Kawasen sampai dengan 1653, kemudian digantikan oleh puteranya bernama Tumenggung Sutanangga (1653-1676). Sementara itu, Dipati Imbanagara yang dicurigai oleh pihak Mataram berpihak kepada Dipati Ukur, dijatuhi hukuman mati (1636). Namun puteranya, yaitu Adipati Jayanagara (Mas Bongsar) diangkat menjadi Bupati Garatengah. Imbanagara dijadikan nama kabupaten dan Kawasen digabungkan dengan Imbanagara.
Pertengahan tahun 1642 Adipati Jayanagara memindahkan lagi ibukota Kabupaten Galuh ke Barunay (daerah Imbanagara sekarang). Pemindahan ibukota kabupaten yang terjadi tanggal 14 Mulud tahun He (12 Juni 1642—Sejak tahun 1970-an, Pemda Kabupaten Ciamis menganggap tanggal 12 Juni 1642 sebagai Hari Jadi Kabupaten Ciamis. Mengenai Hari Jadi Ciamis, dibicarakan pada akhir tulisan ini). itu dilandasi oleh dua alasan. Pertama, Garatengah dan Bendanegara memberi kenangan buruk dengan ter-bunuhnya Adipati Panaekan dan Dipati Imbanagara. Kedua, Barunay dianggap lebih cocok menjadi pusat pemerintahan dan akan membawa perkembangan bagi kabupaten tersebut. Hal itu antara lain ditunjukkan oleh masa pemerintahan Adipati Jayanagara yang berlangsung selama 42 tahun. Selama waktu itu, daerah-daerah kekuasaan lain, yaitu Kawasen, Kertabumi, Utama, Kawali, dan Panjalu dihapuskan. Semua daerah itu menjadi wilayah Kabupaten Galuh. Dengan demikian, Kabupaten Galuh memiliki wilayah yang sangat luas, yaitu dari Cijolang sampai ke pantai selatan dan dari Citanduy sampai perbatasan Sukapura.
Setelah Adipati Jayanagara meninggal, kedudukannya sebagai bupati digantikan oleh Anggapraja. Akan tetapi tidak lama kemudian jabatan itu diserahkan kepada adiknya bernama Angganaya. Sementara itu, daerah Utama digabungkan dengan Bojonglopang, dikepalai oleh Wirabaya. Dipati Kertabumi yang semula memerintah Bojonglopang, dipindahkan ke Karawang dan menjadi cikal-bakal bupati Karawang.
Tahun 1645 setelah Sultan Agung meninggal, Amangkurat I putera Sultan Agung kembali melakukan reorganisasi wilayah Priangan. Wilayah itu dibagi menjadi beberapa daerah ajeg (setarap kabupaten), antara lain Sumedang, Bandung, Parakan-muncang, Sukapura, Imbanagara, Kawasen, Galuh, dan Banjar.
4. Galuh di bawah kekuasaan Kompeni (VOC/Verenigde Oost-Indische Compagnie, yaitu Perkumpulan Perseroan Belanda di Hindia Timur)
Akhir tahun 1705 Galuh sebagai bagian dari wilayah Priangan timur diserahkan oleh penguasa Mataram kepada Kompeni melalui perjanjian tanggal 5 Oktober 1705. Wilayah Priangan barat jatuh ke dalam kekuasaan Kompeni lebih dahulu, yaitu tahun 1677—Sejak tahun 1677 di wilayah Priangan memberlakukan penanaman wajib, terutama kopi dan nila (tarum) dalam sistem yang disebut Preangerstelsel). Mataram menyerahkan Priangan kepada Kompeni sebagai upah membantu mengatasi kemelut perebutan tahta Mataram—kompeni membantu Pangeran Puger dalam usaha merebut tahta Mataram dari keponakannya, yaitu Amangkurat III alias Sunan Mas). Namun demikian, Galuh dan daerah Priangan timur lainnya tetap berada dalam wilayah administratif Cirebon.
Sebelum terjadinya perjanjian 5 Oktober 1705, Kompeni sudah mengangkat Sutadinata menjadi Bupati Galuh (1693-1706) menggantikan Angganaya yang meninggal. Ia kemudian diganti oleh Kusumadinata I (1706-1727). Waktu itu Priangan berada di bawah pengawasan langsung Pangeran Aria Cirebon sebagai wakil Kompeni.
Beberapa waktu kemudian, Bupati Kawasen Sutanangga diganti oleh Patih Ciamis yang dianggap orang ningrat tertua dan terpandai di Galuh. Daerah Utama digabungkan dengan Bojonglopang.
Bupati Galuh berikutnya adalah Kusumadinata II (1727-1732). Oleh karena ia tidak memiliki putera, maka setelah ia meninggal kedudukannya digantikan oleh keponakannya bernama Mas Garuda, sekalipun keponakannya itu belum dewasa. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan oleh tiga orang wali, seorang di antaranya adalah ayah Mas Garuda sendiri, yaitu Raden Jayabaya Patih Imbanagara. Mas Garuda baru memegang pemerintahan sendiri mulai tahun 1751 hingga tahun 1801, dengan gelar Kusumadinata III. Ia digantikan oleh Raden Adipati Natadikusuma (1801-1806).
Pada masa peralihan kekuasaan dari Kompeni kepada Pemerintah Hindia Belanda, Kabupaten Imbanagara dihapuskan. Daerah itu digabungkan dengan Galuh dan Utama. Ketiga daerah itu diperintah oleh Bupati Galuh. Menurut sumber tradisional (Wawacan Sajarah Galuh), peristiwa itu terjadi akibat konflik antara Raden Adipati Natadikusuma dengan seorang pejabat VOC yang bersikap dan bertindak kasar. Raden Adipati Natadikusuma ditahan di Cirebon. Kedudukannya sebagai Bupati Imbanagara diganti oleh Surapraja dari Limbangan (1806-1811).
Di bawah kekuasaan Kompeni, sistem pemerintahan tradisional yang dilakukan para bupati pada dasarnya tidak diganggu. Hal itu berlangsung pula pada masa pemerintahan Hindia Belanda (1808-1942).
5. Galuh Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Akhir Desember 1799 kekuasaan Kompeni berakhir akibat VOC bangkrut. Kekuasaan di Nusantara diambilalih oleh Pemerintah Hindia Belanda yang dimulai oleh pemerintahan Gubernur Jenderal H.W. Daendels (1808-1811). Di bawah pemerintahan Hindia Belanda, Galuh tetap berada dalam wilayah administratif Cirebon.
Pada akhir masa pemerintahan Daendels, Bupati Imbanagara Surapraja meninggal (1811). Bupati Imbanagara selanjutnya dijabat oleh Jayengpati Kertanegara, merangkap sebagai Bupati Cibatu (Ciamis). Setelah pensiun, ia digantikan oleh Tumenggung Natanagara. Penggantinya adalah Pangeran Sutajaya asal Cirebon. Oleh karena selalu berselisih paham dengan patihnya, Pangeran Sutajaya kembali ke Cirebon. Jabatan Bupati Imbanagara kembali dipegang oleh putera Galuh, yaitu Wiradikusuma, dan nama kabupaten ditetapkan menjadi Kabupaten Galuh. Tahun 1815 Bupati Wiradikusuma memindahkan ibukota kabupaten dari Imbanara ke Ciamis.
Pada masa pemerintahan Bupati Galuh berikutnya, yaitu Adipati Adikusumah (1819-1839), putera Bupati Wiradikusuma, Kawali dan Panjalu dimasukkan ke dalam wilayah Kabupaten Galuh. Bupati Adipati Adikusumah menikah dengan puteri Jayengpati (Bupati Cibatu). Dari perkawinan itu kemudian lahir seorang anak laki-laki bernama Kusumadinata. Ia kemudian menggantikan ayahnya menjadi Bupati Galuh (1839-1886) dengan gelar Tumenggung Kusumadinata. Selanjutnya ia berganti nama menjadi Raden Adipati Aria Kusumadiningrat. Ia adalah Bupati Galuh terkemuka yang dikenal dengan julukan “Kangjeng Prebu”.
Sejak tahun 1853, Bupati R.A.A. Kusumadiningrat tinggal di Keraton Sela-gangga yang dilengkapi oleh sebuah masjid dan kolam air mancur. Tahun 1872 di halaman keraton dibangun tempat pemandian yang disebut Jambansari—Pemandian itu sering digunakan oleh warga masyarakat dengan maksud “ngalap berkah” dari “Kangjeng Prebu”). Antara tahun 1859-1877, dibangun beberapa gedung di pusat kota kabupaten (Ciamis). Gedung-gedung dimaksud adalah gedung kabupaten yang cukup megah (di lokasi Gedung DRPD sekarang), Masjid Agung, Kantor Asisten Residen (gedung kabupaten sekarang), tangsi militer, penjara, kantor telepon, rumah kontrolir, dan lain-lain.
Bupati R.A.A. Kusumadiningrat sangat besar jasanya dalam memajukan ke-hidupan rakyat Kabupaten Galuh. Jasa-jasa itu antara lain membuat sejumlah irigasi, membuka sawah beribu-ribu bau, mendirikan tiga buah pabrik penggilingan kopi, membuka perkebunan kelapa, membangun jalan antara Kawali – Panjalu, mendirikan “Sakola Sunda” di Ciamis (1862) dan di Kawali (1876). Atas jasa-jasa tersebut, ia memperoleh tanda kehormatan atau atribut kebesaran dari Pemerintah Hindia Belanda berupa Songsong Kuning (payung kebesaran berwarna kuning mas) tahun 1874) dan bintang Ridder in de Orde van den Nederlandschen Leeuw (“Bintang Leo”) tahun 1878).
Jabatan Bupati Galuh selanjutnya diwariskan kepada puteranya, yaitu R.A.A. Kusumasubrata (1886-1914). Pada masa pemerintahan bupati ini, mulai tahun 1911 Ciamis dilalui oleh jalan kereta api jalur Bandung – Cilacap.via Ciawi-Malangbong-Tasikmalaya. Pada masa pemerintahan Bupati Galuh berikutnya, yaitu Bupati R.T.A. Sastrawinata (1914-1935), Kabupaten Galuh dilepaskan dari wilayah administratif Cirebon dan masuk ke dalam wilayah Keresidenan Priangan (tahun 1915). Nama Kabupaten diubah menjadi Kabupaten Ciamis. Antara tahun 1926-1942, Ciamis masuk ke dalam Afdeeling Priangan Timur bersama-sama dengan Tasikmalaya dan Garut, dengan ibukota afdeeling di kota Tasikmalaya.
6. Hari Jadi Kabupaten Ciamis
Telah dikemukakan, bahwa pada masa pemerintahan Adipati Jayanagara ibukota Kabupaten Galuh dipindahkan ke Barunay (daerah Imbanagara sekarang). Peristiwa itu terjadi tanggal 14 Mulud tahun He atau tanggal 12 Juni 1642 Masehi. Sekarang tanggal 12 Juni 1642 dipilih dan ditetapkan oleh Pemda Kabupaten Ciamis sebagai Hari Jadi Kabupaten Ciamis. Alasan atau dasar pertimbangannya adalah kepindahan ibukota kabupaten itu membawa perkembangan bagi Kabupaten Galuh. Sejak itulah Kabupaten Galuh mulai menunjukkan perkembangan yang berarti.
Tepatkah pemilihan tanggal tersebut?
Bila dikaji secara objektif dan kritis, menurut penulis, pemilihan tanggal 12 Juni 1642 sebagai Hari Jadi Kabupaten Ciamis atau Hari Jadi Kabupaten Galuh sekalipun adalah keliru atau kurang tepat. Pertama, bagi orang yang tidak memahami sejarah Galuh, pemilihan tanggal tersebut akan mengandung arti bahwa Kabupaten Galuh berdiri pada tanggal 12 Juni 1642, padahal jauh sebelum tanggal itu Kabupaten Galuh sudah berdiri. Kedua, Kabupaten Galuh berubah namanya menjadi Kabupaten Ciamis terjadi pada dekade kedua abad ke-20 (1915), setelah Galuh dilepaskan dari wilayah administratif Cirebon.
Atas dasar hal tersebut dan untuk kebenaran sejarah, seyogyanya hari jadi Kabupaten Ciamis dikaji ulang. Menurut penulis, hari jadi Kabupaten Ciamis seharusnya mengacu pada momentum awal berdirinya kabupaten itu, atau mengacu pada tanggal perubahan nama kabupaten dari Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis.
SUMBER ACUAN
Atja. 1968.
Tjarita Parahijangan. Bandung : jajasan Kebudajaan Nusalarang.
Atja (ed.). 1975.
Sejarah Jawa Barat dari Masa Prasejarah Hingga Masa Perkembangan Agama Islam. Bandung : Proyek Penunjang Peningkatan Kebudayaan Nasional Propinsi Jawa Barat.
Ekadjati, Edi S. 1977.
Wawacan Sajarah Galuh. Bandung : EFEO.
de Haan, F. 1910, 1911, 1912.
Priangan; De Preanger-Regentschappen onder het Nederlandsch Bestuur tot 1811. Deel I, II & III. Batavia : BGKW.
Hardjasaputra, A. Sobana. 1985.
Bupati-Bupati Priangan; Kedudukan dan Peranannya Pada Abad Ke-19. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Kern, R.A. 1898.
Geschiedenis der Preanger-Regentschappen; Kort Overzigt. : De Vries & Fabricius.Bandung
Lubis, Nina H. et al. 2000.
Sejarah Kota-Kota Lama di Jawa Barat. : Alqaprint.Bandung
Raffles, Thomas Stamford. 1982.
History of Java. II. Kuala Lumpur : Oxford Press. University
van Rees, Otto. 1869.
Dicutat ti Web Site Kang Dhipa Galuh Purba
Kang…………hatur nuhun kana informasi sejarah galuh di bumi tatar sunda. Mugya serat ieu tiasa janteun pangemut kanggo wargi galuh (ciamis) anu kapungkur kungsi jaya di tatar sunda.
By: Mustafid on Juni 22, 2008
at 10:15 pm
Hatur nuhun kang mustafid…salam kawargi di banjarsari…..
By: dodi on Juni 27, 2008
at 7:49 pm
Sampurasun ! Nepangkeun sim kuring asli urang Ciamis, lahir di jalan Kaum Ciamis kaping 4 Pebruari 1957.Ti mimiti dilahirkeun nepi ka SMA kelas I sim kuring matuh di Jl. Kaum (kelas II pindah ka Tasik).Taun 1975 kuring ngumbara ka Jakarta ,tug ka kiwari kuring ngumbara di Karawang. Maca tulisan salira,kantenan bae mulangkeun panineungan ka alam harita. Da puguh sim kuring mah arang langka ka Ciamis deui, margi tos teu aya kulawarga. Tapi sanaos kitu ari kana sajarah Ciamis mah sim kuring rumaos poekeun.Kukituna sim kuring ngahaturkeun nuhun ka saderek nu parantos medarkeun sajarah Ciamis. Diantos pedaran anu sanesna !
By: Yatna, Karawang on Juli 26, 2008
at 9:17 am
Haturan wilujeng tepang kang Yatna..bagea pami sami-sami urang Ciamis….Bagea…Salam kangge kulawarga di Karawang
By: dodi on Oktober 15, 2008
at 6:50 pm
Salam wanoh ti sim abdi asli ti desa utama cijeunjing ciamis, ngumbara d cikarang, mugia tulisan salira jadi hiji refensi kanggo urang ciamis khususna… Sae pisan.
By: Olih nurjaman solih on November 23, 2008
at 11:01 pm
Salam wanoh ti sim abdi asli ti desa utama cijeunjing ciamis, ngumbara d cikarang, mugia tulisan salira jadi hiji referensi kanggo urang ciamis khususna… Sae pisan.
By: Olih nurjaman solih on November 23, 2008
at 11:03 pm
Haturan bagja yeuh ka urang Utama..(pami kana angkot mah 010 nya kang Olih…he..he..) abi ge sering ameng ka pengkereun bale desa utama… tapi 10 taun katukang….Salamna bae Kang Olih…
By: dodi on November 28, 2008
at 12:37 pm
thanks for your information, i hope next time about ciamis information can more complete.Nepangkeun kang abdi Asep Wahyudin asli kawali, ciamis. Ayeuna nuju milari elmu di institut pertanian bogor nyandak bidang kimia. majulah ciamis.Arigato gozaimasu. Ganbate…
By: Asep Wahyudin on November 28, 2008
at 2:47 pm
Hatur nuhun kan Asep tos kersa rurumpaheun ka rorompok simkuring….Mugia lekasan dina maluruh pangaweruh di IPB….
teng kyu…lah…
By: dodi on November 28, 2008
at 4:31 pm
[…] Sejarah Kota Ciamis Pas saya lagi jalan-jalan di internet… tanpa sengaja saya menemukan artikel BAGUS tentang sejarah Kota Ciamis, saya kan orang asal ciamis jadi ga ada salahnya saya masukan di blogsaya yang kutip dari link SINI,: […]
By: Sejarah Kota Ciamis « Olih Nurjaman Solih on Desember 27, 2008
at 10:35 pm
kang abdi kantos kadongkapan ku ratu galuh dina impenan,anu ngawujd sapertos oray beureum nganggo mahkota emas,saatosna ngimpen abdi ngalaman kajantenan2 aneh,hatur nuhun informasi na.
By: VICKY on Januari 28, 2009
at 1:11 am
hatur nuhun kana tos medarkeun sajarah ciamis, abdi oge ti ciamis tapi ti pakidulan. seratan akan ieu tos ngabantos sim kuring kangge ngadamel lapora ilmiah pun bojo
By: agus fazri on Februari 13, 2009
at 9:03 am
alhamdulillah abdi parantos nyimak sekilas sejarah Galuh. Haturnuhun ka pihak anu parantos attached ka internet, mudah-mudah dibalas amal kasaenanna.
Salajeungna punten abdi bade nyuhunkeun keterangan perkawis Eyang Galuh Pakuan Sumedang Larang, nami aslina saha, nami kerajaanna, lokasina dimana, sareng upami gaduh bade nyuhun photona.
Haturnuhun, wassalam
By: M.Rahmat Solihin on Februari 26, 2009
at 12:04 pm
Teu nyaho kang
By: Yogi on Maret 5, 2009
at 5:50 pm
Ass.
sampurasun.
neda hapunten, ngiring tumaros, upami Imbanagara kiwari daerah naon?ieu patali sareng karuhun urang jampang.
hatur nuhun saupami tiasa ngabantos.
cag….
By: agung on Maret 8, 2009
at 10:55 pm
enya abi urang ciamis lahir gen di ciamis,mani sono ka kota ciamis
By: ayi mustari on Maret 9, 2009
at 8:22 pm
kumaha daramang dulur urang sadaya urang ciamis teh,ken syukur upami daramangmah,salm na weh ka bapak dedi sudarmadi nu aya di desa imbana gara cimis
By: ayi mustari on Maret 9, 2009
at 8:24 pm
Hidup lakbok,
Aya urang lakbok yeuh…nu ceuk mitos mah bekas kerajaan galuh…
Br
Jalma lakbok nun jauh di pulau dewata bali
By: pupunk on Maret 12, 2009
at 7:09 am
Hatur Nuhun Kana informasina sejarah galuh mugia urang ciamis sadaya baik nu di lembur atau ngumbara aya dina kasuksesan amin abdi kang maman ti Desa Awiluar Lumbung Ciamis abdi merantau ke jakarta di kmp rambutan salam kasadayana
By: Kang Maman on Maret 13, 2009
at 7:38 pm
ass…kang
sae pisan informasina
abdi oge putra ciamis
sumuhun pemkab Ciamis teh kirang perhatosan kana sajarah Ciamis sareng kirang sosialisasi
panginten seueur padamelan..
hatur nuhun
By: ian on Maret 19, 2009
at 9:51 am
assalam ;ptn simkuring ngiring ngarewong,kumaha daramang dulur urang sadaya ?ken atuh upami daramangmah??????
By: ayi mustari on Maret 21, 2009
at 6:45 pm
ptn simkuring bade tumaros ari cirahong teh kacandak ka daerah mana,ka tasik apa ka ciamis.
ptn ka wargi urang sadaya simkuring nyuhunken pitunjuk sareng deih ptn pisan bilih aya ka lepatan
By: ayi mustari on Maret 21, 2009
at 6:49 pm
ass,saya sudah puluhan tahun berada di banten ,karuhun saya asli situ panjalu,mengundang seluruh warga suna yang merasa punya niat mendirikan replika kraton padjadjaran,untuk berkomunikasi melalui email saya di Robbyrisbandi@yahoo.com dgn syarat komunikasi dengan bahasa sunda.
By: rooby on April 3, 2009
at 9:44 pm
ass
sekali lagi,mengundang kepada seliruh sinatria padjadjran dan yang merasa orang sunda,untuk menyatukan langkah.mendirikan replika kraton padjadjara. komunikasi ke Robbyrisbandi@yahoo.com dan berbahasa sunda.wasalam
By: rooby on April 3, 2009
at 9:47 pm
asalam mualaikum ka sadayana urang ciamis kumaha daramang??????????????simkuring bade tumaros ari taman makam pah lawan linggih na di palih mana ,sim kuring neda hapunten anu kasuhun bilih aya ka lepatan tina tulisan iye hapunten pisan????????
By: ayi mustari on April 4, 2009
at 3:21 pm
taman makam pahlawan ayeuna di ciwahangan, desa imbanagara. saupami ngalangkungan gapura “selamat datang”, upami ti arah tasik belok ka katuhu, upami ti ciamis belok ka kenca
By: syarif on Agustus 10, 2009
at 5:27 pm
salam wanoh, ari taman makam pahlawanmah ayana di sindangrasa, upami makam karajaan galuhmah ayana di jamban sari
By: andang on April 5, 2009
at 8:31 am
assalamualaikum …. sim kuring ngumbara di bengkulu tos puluhan taun teu ka lembur asa mani kangen saupami aya anu gaduh crita sareng gambar astana gede kawali sareng curug tujuh panjalu…. tiasa pang ngintunken ka.revani77@yahoo.co.id hatur nuhun… kasadayana
By: yogaswara on April 9, 2009
at 12:16 am
asallamu alaikum wr,wb.
simkuring ngiring bingah parantos tisa dijentrekeu
sejarah ciamis lemah cai abdi sakulawargi
wasalam , odik
By: ODIK on April 15, 2009
at 11:18 am
ass.kumaha daramang wargi2 sadayana…hatur nuhun pisan tos di paparkeun nana sejarah kerajaan galuh..,abdi oge urang sunda ti desa cicapar banjarsari mung ayena ngarantau k poso sulteng.wassalam
By: imat bone on April 17, 2009
at 10:06 am
ass.urang sunda kmh daramang nepangkeun abdi imat urang sunda asli desa cicapar banjarsari..mung ayena di poso nuju ngajalankeun tugas,nyuhun keun do’a na supados enggal k mulang k lembur deui tos kangen..wassalamualaikum
By: imat bone on April 18, 2009
at 7:22 pm
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Knalkeun nami abdi septian sumantri asal Kec. Kalipucang ageungna di kec. Pangandaran teras ngalih ka Ciamis ngiring ibu sareng pun rama, Abdi ayeuna aya di Poso nuju tugas, abdi dikirim ka Poso 14 aprir 2005 aya 200 urang. Abdi nyuhunkeun pidua`na mudah”n tiasa uih deui ka lembur . . . Kangen abdi teh . . . Kamari cuti CMS EMANG berubah . . . Susu murni, susu aga kamari abdi nogkrong didinya. Wassalam Septian urang CMS asli
By: Septian sumantri on April 19, 2009
at 6:50 pm
aduh daramang urang ciamis teh???
By: ayi mustari on April 20, 2009
at 2:04 pm
alhamdulillah damang,ieu teh ti palih mana nya..?
By: imat bone on April 21, 2009
at 9:49 am
ini tentang kerajaan majapahit pa jga ada hubungn dnen kerajaan galoh…?
By: mahfud on April 21, 2009
at 5:09 pm
ini tentang kerajaan majapahit pa jga ada hubungn dengann kerajaan galoh…?
By: mahfud on April 21, 2009
at 5:10 pm
nepangkeun,abdi adun di bandung.ari kawit mah ti palih kaler ciamisna teh,leresanna mah ti baregbeg..heheh.ngahaturkeun nuhun pisan tos dipaparkeun sajarah lembur urang supados henteu pareumeun obor kitu saurna.rumaos da sim kuring mah rada atah kana sajarah lembur nyalira teh.salam kangge urang ciamis sadayana
By: adun on Mei 9, 2009
at 1:21 pm
hatur nuhun wacana sejarah galuh….hebat… kang mustafid palih mana banjarsari na?ke pami mudik insyaallah bade mampir,… nepangkeun nanang 085659882236
By: nanang on Mei 12, 2009
at 1:01 pm
giring nimbrung, memperkenalkeun diri, simkuring Asli Banjarsari, Desa Langkapsari, Kampung Panglanjan, Rt, 48/08, padumukan dijakarta, Kp. Kramat, Jl. Buluh No. 64, Rt, 007/016, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Upami Aya wartos mengenai Banjarsari, Ciamis Pada Umumna Punten Bewarakeun Ka sakumna urang Ciamis/ Banjarsari, Hatur nuhun.
By: haryono on September 29, 2009
at 9:41 am
cirahong sapalih ka ciamis sapalih ka tasik
By: yudi on Juni 7, 2009
at 10:21 pm
aduh simkuring tos sono ka kota ciamis?tos 2 thn simkuring di jakarta,panginten tos seer parobihan nya kota ciamis teh?tapi kumaha wargi-wargi urang sadayana daramang kan?ken syukur upami pada sehat mah………wasalam
By: ayi mustari on Juni 17, 2009
at 9:12 am
Ka kang dodi wilujeung tepang..punten ngiring nyenyedek . Neng Yuli di ciamis iraha bade ka banjarsari!! Sono tos lami teu tepang…
By: Asep deddy on Juni 30, 2009
at 12:05 am
Ieu teh sanes kang Asep Deddy Hidayat…batur kuring di SMA 1 Ciamis……punten ah bilih lepat…
By: dodi kurnia on Juli 1, 2009
at 6:08 pm
Wah,kang dodi benten saalit itu mah hidayat ieu mah…rahasiah..salam kawilujengan kanggo kula wargi kang dodi ti urang kawasen.
By: Asep d on Juli 1, 2009
at 9:51 pm
Punten pisan kang Asep…sami-sami hatur nuhun salamna…
salam baktos oge ka keluarga sadaya….
By: dodi kurnia on Juli 2, 2009
at 12:09 pm
sampurasun..! tepangkeun abdi riki ti ciamis kacamatan:maleber desa:karangsari. abdi teh ti kapungkur hoyong teurang pisan sejarah ciamis ngan saalit2 informasina. nembe ayeuna abdi teurang pisan sajarahna ti website iyeu.. nuhun pisan kang sobana tina informasina abdi jadi nambah ilmu jeung nambah pangalaman.
By: riki mulyana on Juli 5, 2009
at 5:17 pm
kang sobana abdi hoyong leuwih teurang deui tentang sajarah ciamis,ti jaman kerajaan sareng ti jaman purba kapungkur. punteun kang sobana abdi teh bade naoskeun atanapi di ciamis teh aya paninggalan fosil2 purba henteu? lamun aya abdi hoyong teurang informasina. abdi ukeun pitnjuk ti kang sobana. nuhun kang sobana.
By: riki mulyana on Juli 5, 2009
at 5:22 pm
sampurasun…
rehna ngaing singnawang wang ing galuh pajajaran sundane toh, ngaing tohyan nang singnawang.
wngkid sundane sulaya
By: Acil Pagaden on Juli 5, 2009
at 5:24 pm
ngiring bingah, reueus ningali maca karajaan galuh. Kusaha deui sajarah galuh dimumule iwal ku urang ciamis….
By: Budiman on Juli 14, 2009
at 7:03 am
ciamismah aneh saur abdi mah,padahal ciri hasna galendo,naha atuh di raflesia teh malah didamelkeun bunga bangkai,pantesan mun tiap weungi sok seueur nu aneh2 nu sumping ka raflesia teh, bingung lah mikiran ciamismah,
By: xxx on Juli 25, 2009
at 12:19 am
usum naon d ciamis teh..?
By: imat bone on Juli 29, 2009
at 3:15 am
sampurasun nepangkeun abdi openg asli ciamis imbanagara tp ayeuna nuju ngarantau di jakarta.
nuhun pisan kang nya atos ngajeulaskeun perkara kerajaan galuh ciamis….bravo ciamis
By: openg imbanagara on Juli 29, 2009
at 2:44 pm
saya sangat setuju sekali bila nama kabupaten ciamis diubah kembali ke nama galuh meskipun tentunya akan menimbulkan beragam hambatan
By: zulhi anugrah on Juli 30, 2009
at 9:33 pm
kang dodi salam kenal..
tulisannya bagus. saya bikin tautan ya..
By: rosmellix rosmelliac on Agustus 6, 2009
at 1:12 pm
>>teh romemellix…
mangga dilajeng….
hatur nuhun…
By: dodi kurnia on Agustus 11, 2009
at 12:41 pm
Saya sedang mencari keluarga besar saya R. Gadri Subitadidjaja dari Ciamis, untuk tujuan regenerasi Paguyuban Gadri Generasi Ke-4. Saya termasuk dalam kategori generasi ke-4 dari Beliau. Hatur nuhun pisan atas infonya kang…:))
By: Yety on Agustus 22, 2009
at 10:12 am
Boleh Juga kita menelusuri masa lalu atau Babad Tanah Leluhur….. tapi jangan lupa pula….. Bahwa masa depan juga lebih penting daripada kita berkutat alias berputar-putar mencari masa lalu. kapan kita mau maju????
Teu nanon… sok cuang rame2 lah neangan jati diri… tapi tong hilap……. urang oge gaduh masa depan……. okaeyyyyyy.
Nuhun lah kana tulisan sajarahna…….. hapunten upami aya kalepatan…. dina basa atanapi tulisan
maklum 27 tahun di pangumbaraan dugi ka ayeuna
By: hardy on Agustus 23, 2009
at 3:28 pm
Wadddddddduuuh!!!!!!!! lengkap amat, makacih, ya. berkat informasi dalam artikel ini sangat membantu dalam mengerjakan tugas Bahasa Indonesia, Studi Tour Wisata. sekali lagi makasih banyak, ya……………………………….. ;-p
By: Anonim on Agustus 25, 2009
at 12:53 pm
waduh bagus sekali ya…..
pemandangan kota ciamis,….ku mkin cinta kota ciamis,jdi pengen pulang kmpung mlu nh,….
jaga terus kelestariannya dan bangun terus kota ciamis,…………………
goooooooo…………………..,
By: dicky on Agustus 30, 2009
at 9:24 pm
aduhhh meni asa bangga janten urang ciamis tulenn..hidup lah ciamis manjing dinamis!!!
By: sri harisafitri on September 14, 2009
at 9:04 pm
aduhhh meni bangga pisan janten urang ciamis asli..hidup lah ciamis mamis manjing dinamis
By: sri harisafitri on September 14, 2009
at 9:05 pm
asha atuh jalmina anu teu bangga kana kampung nanyalira, simkuring kalebet urang ciamis anu kacida banggana janten putra ciamis, upami aya paguyuban purta putri ciamis abdi hoyong bisan ngiringan, balas
By: haryono/ ewok tea on September 29, 2009
at 9:46 am
muhun teh sri,bangga ka cida jadi urang ciamis teh,soal na sagalana aya sareng komplit…..nya hiduplah urang ciamis…..ka sadayana ptn simkuring bilih lepat nyerat?………
By: ayimustari on Oktober 24, 2009
at 1:36 pm
Nuhun pisan ditakdirkeun manggih artikel hade sejarah Ciamis (Galuh). Kang cobi lacak prasasti nu ditemukan waktu ngabangun Gedung Dakwah disebelah mesjid agung sekitar tahun 60an waktu keur ngagali pondasi, dimensina sekitar 1x1x1 meter ditemukan juga bersama prasasti dua pedang satu keris (mungkin perlengkapan sesaji). Banyak peninggalan karatuan Galuh nu paburencai jeung leungit kumaling. Mahkota nu di Sumedang disinyalir milik Galuh yang ditemukan di kebon didaerah cineam tapi karena urang Galuh teu paduli akhirna diurus ku Sumedang.
Terakhir kang coba teliti desa kuteu Tambaksari Rancah secara vertikal Kuteu kemungkinan merupakan hunian manusia sejak prasejarah sampai manusia modern.Mungkin merupakan daerah perdikan alias otonomi para resi dan pejabat agama hindu/budha.
Terakhir : 1. di ciamis banyak pusaka peninggalan Mataram kuno (hindu) – nuhun pisan ikut perduli ka tatar Galuh.
By: Doddy Igo on Oktober 24, 2009
at 10:56 pm
thks….bwt info history ny…kalo ada yang lebih lengkap….posting lagi y……..
By: andy on November 7, 2009
at 11:55 pm
hks….bwt info history ny…kalo ada yang lebih lengkap….posting lagi y……..
By: andy on November 8, 2009
at 12:02 am
alhamdulilah nembe ayeuna abdi tiasa ningali sareung maos sejarah ciamis,terus terang salami abdi di ajar sejarah waktu nju SMP dugi k SMA teu acan aya guru sejarah anu nerangkeun tentang sejarah ciamis anu detail jiga kieu..hatur nuhun kang di antos sejarah ciamis anu sanesna
By: Imran on November 22, 2009
at 9:43 am
kenalkan saya lahir di tangerang tapi orang tua semuanya dari ci amis gunung cupu, sya tertarik dengan sejarah galuh yang sangat tersohor namun sejarahnya tidak terungkap dengan gamblang, sya pernah dengan dari kakek kebetulan beliau tokoh di priangan kalau manuskrip sejarah galuh telah dibukukan dan sekarang berada di belanda, tapi wallahualam..yang terpenting qta harus berupaya untuk menggali sejarah galuh yang termashur dan mempunyai ikatan dengan kerajaan-kerajaan lain di nusantara…wassalam
By: badrutamam on November 24, 2009
at 9:33 am
saya punya silsilah dengan ratu galuh
By: moko on Desember 3, 2009
at 8:27 pm
kang nuhun pisan perkawis informasina ….
seueur paisan nu tiasa ku abdi di pulung…
By: agus darah rancah on Desember 15, 2009
at 1:32 pm
inget ciamis jadi inget ka yuke …pacar khayalan saya euyy…
By: abadwaee on Desember 21, 2009
at 8:03 pm
wilujeung tepang abdi asli ti imbanagara, teuraskeun ngagguar sejarah galuhna…
By: Edi Hernadi Kiswa Ws on Januari 20, 2010
at 10:45 pm
Kang Dodi nuhun nya kana informasina, tapi punten manawi aya informasi perkawis ngadegna SMPN 1 Ciamis dina arsip Kang Dodi, sim kuring peryogi kangge ngeuyeub perpustakaan Alumni SMPN 1 Ciamis. Hatur nuhun kana kasaean Kang Dodi. Wassalamualaikum,
By: Odi Suryadi Adiwijaya on Februari 18, 2010
at 9:45 pm
Nepangkeun ieu akang asli urang Karangkamulian (pun biang), pun bapa asli turunan Sukapura (cibalong), rumaos pareumeun obor, ayeuna akang ngumbara di Cilegon BANTEN tos 30 Tahun, nuhun pisan ka dulur dulur anu masih micinta kana asal muasal karuhun urang ti karajaan Galuh, akang ngarasa hanjakal teu tiasa babakti dilembur sorangan, kukitituna akang mani ngaraos bingah pisan aya pun adi ngabahas perkawis riwayat atanapi sejarah karajaan ciamis khususnya,,, hatur nuhun, engke akang pangsiun insyaalloh mulang kalembur..
By: kang UU (UNADI) on April 23, 2010
at 8:46 am
eh..uhun nya… akang teh alumni SDN.Balokang III, th 1972,,,SMPN.Cisaga th 1975….,punten nungaraos saangkatan sareng akang, ngacunng
By: kang UU (UNADI) on April 23, 2010
at 8:50 am
alhamdilillah kami sa parakanca ti bandung, nga guar elmu GALUH nu sakitu ajrengna. alhamdulillah YA ALLOH. kami tos di teupang keun sareung guru, nu tiasa nuntun tuyun kami sadaya.
kami nga nuhun keun ka guru kami, ABAH OYO SALYA. nu padumukan na di IBANAGARA. sakali deui, kami sapara kanca ti bandung nga nuhun keun ka guru kami.
By: abach galuh on Agustus 10, 2010
at 10:52 pm
YS, 020910
By: YAYAT S JAYASANTIKA AD DWANY on September 2, 2010
at 2:23 pm
nuhun kg informasina,bi urg ciancang(utama)saurna abd k 17 d ciancang ay bnjir getih?lres t et teh.?
By: Anonim on September 29, 2010
at 2:25 am
Punten nu kasuhun …… bade tumaros ka kang dodi …. wirehna pun anak lalaki yuswa 8 tahun namina GALUH R Natakusumah, naha teu lepat nganamian da aya nu ngawartosan saurna galuh kanggo nami awewe ….. alah meni reuwas ….. pedah akina Galih ameh rada sami tur syang kakek kawitnamah ….. pribados poekeun obor saurna ti ciamis luluhur dikurebkeun di Jamban sari ….. saurna …. tp teu terang dimana keluarga pribados diciamisna dimana …. hatur nuhun
By: agus m patria natakusumah on Oktober 14, 2010
at 6:29 pm
abi ti majalengka nuhun pisan kan tos terang sejarah tipakidulan ………..!”””’
By: agus on November 29, 2010
at 10:10 pm
ternyata apa yg ada dibuku silsilah keluarga saya benar sekali adanya, hatur nuhun parantos ngajentrekeun
By: Anonim on Desember 9, 2010
at 9:13 pm
geuning sami sareng jujutan buku keluarga abi PRABU HAUR KUNING hatur nuhun kana penjelasanna
By: Rd ainul djayadisastra on Desember 9, 2010
at 9:16 pm
Ass. Wr Wbh,
Aduh mani asa plong ieu sirah, sok arisin ari ngobrolkeun lembur otak teh butek pisan, ku akhlina mah geuning jentre pisan nya asa boga “lembur” ayeuna mah, Salam ka sadaya urang Galuh eehh bakat ku …? nepangkeun : wasta Gugun Gurnita, lahir Ciamis Jl. Pajagalan No. 14 (Jl. Jambansari) Sakjola SD 3 Janggala, ST Listrik, SPMA, STM lulus ti SMEAN Banjar, STHI Jakarta, ayeuna di Tangsel Jl. Gunung Raya 11 Ciruendeu, Pansiunan ti PMA (Jepang) uah-uih Bdg-Tangsel. Wassalam.
By: Gugun Gurnita on Februari 24, 2011
at 9:16 am
hatur nuhun nya,,euleuh ka tampi pisan,,
Pokonamah putra galuh dmn wae ayana, pami nyebat nama galuh k raos ieuh ting puringkak bulu punduk,tarariis kunaon geuning tiasa sepertos kitu nya,, salam wae kasadayana putra galuh dmn wae ayana,,
By: adezendoet on April 4, 2011
at 11:35 am
sampurasun,,,,kanggo sadaya sakulawargi anu sami putra galuh sarehat? aduh hate asa bungah maca seurat ti sakulawargi putra galuh.kaleresan urang-urang kedah ngalestarikeun budaya nu karuhun urang nyaeta galuh pakuan nu di kasuhun. ti abdi kanggo sadaya putra galuh …hayu urang ngawangun patilasan karuhun urang sareng sareng ngawangun kota ciamis,kawali,banjar,banjarsari sareng sakitarna,khususna nu ngarantau tebih ti kota galuh….ulah hilap caritakeun ka rai-rai urang nyarita sajarah prabu gusti ciung wanara….tong eleh sajarah ku urang wetan///?
By: ricky on Juli 20, 2011
at 9:29 pm
Sampurasun sakulawargi….
salam kanggo wargi abdi nu di ciamis,kawali banjar,banjarsari nu spesial nu di padaherang sareng patinggen.salam wargi kanggo kang dodi kurnia.
GALUH PAKUAN MOAL TEULEM..kusabab geutih ciung wanara,karuhun sareng uyut ngalir di sukma abdi. saya terang sajarahna nuju alit keneh sateuacan bobo ku mamah abdi di caritakeun…ari pek teh leures sajarahna..
SALAM KANGGO PUTRA GALUH NU DI INDONESIA SARENG NU DAMEL DI LUAR NEGERI…
WASSALAM…
By: rickypatiukur BDG on Juli 20, 2011
at 10:33 pm
ass, wr,wb simkuring asli ti ciamis ngumbara ka semarang parantos 25 tahun lamina, hatur nuhun kana info sejarah ciamis saur pun aki kluarga sim kuring oge masih runtuyan/katurunan jamban sari……….
By: Anonim on September 11, 2011
at 2:27 pm
sampurasun k sadayana wargi nu aya di ci amis. CiAmis manjing dinamis
By: winta on Februari 13, 2012
at 1:04 pm
Ass.wr.wb janten emut nuju alit ari liburan sakola sok dicandak ka ciamis naek kareta api sigombar duka sikuik teras silaturahmi ka saderek aki di panjalu asa ku waraas,
By: deni usep on Mei 10, 2012
at 9:08 am
Bismilah,Niat ingsun buka babat Galuh Berkat Berkat allah..
GALUH itu mula bukanya adalah Kerajaan yang pertama kali didirikan olih Prabu sindulo di daerah PURBALINGGA.
Dan mengenai CIUNG WANARA dan ARYA BANGGAH.itu asli dari Galuh.Gara gara adu sakti akirnya pecah belah Arya bangah mengusai galuh Timur dan Ciung wanara menguasai Galuh barat berbatas kali brebes,Kalau turunan galuh ke Majapahit adalah SALAH,Cerita ciung wnara arya bangah adalah waktu sebenarnya majapahit akir,tapi tuakng sejarah merubah rubah tahun,turunan majapahit adalah Dyah singamurti mahesa cepaka putra wunga teleng jadi salah kalu cerita galuh ke majapahit.
Arya bangah itu berkedudukan di roban.di jawa tengah tidak sampai ke jawa timur kok.
Sang sindulo punya menantu bernama sang kandayuan(kandayun) karena galuh tu adalah ada silsilah dari jawa,sebelum terjadi pernikahan antara galuh dan sunda,Dengan nama pejajaran sindulo adalah masih berkerabatan dengan sindang raja jawa pertama,..
galuh sebelum menjadi pajajaran dulu ada di lereng selamet,yang dulu menjadi bawahan tarumanegara setelah mendapat dukungan ratu sima kalingga waktu raja sunda tarusbawa,kandayun raja galuh melepaskan diri dari kekuasan tarumanegara sunda sambawa
terimakasih
By: KRT. TEDJONAGORO on September 8, 2012
at 3:33 pm
Orang ciamis itu sebenarnya bukan sunda Tetapi orang jawa,.karena sin do lau raja Galuh itu adalah adik dari sin dang raja pucang sula.raja jawa pertama,.
pertama pada perang indra prahasta,.setelah itu galuh berperan menjadi negara.
Ciamais di bawah kekuasan tarumanegara pada waktu ratu sima nasib galuh kawali terselamtakan dari daerah taklukan taruma negara. dan dengan bantuan ratu sima galuh bebas berkarya,galuh itu sekali lagi bukan SUNDA tetapi darah jawa yang daerahnya jadi taklukan tarumanegara,dan waktu tarusbawa menjadi raja sunda sambawa wertikandayun minta tolong besanya sang ratu sima,dan sima pun mendukung untuk lepas,dan akirnya pun lepas juga dari sunda sambawa.
darah jawa yang ada tersebar di jawa barat masih banyak tercecer dan sebenarnya menurut cerita kraton surakarta adalah
1.Ciamis
2.Cirebon
3.Kuningan.
4.Indramayu
5.Karawang
6.Jayakarta
7.Serang
Dan menurut babat kanigoro.galuh itu hak Jawa bukan hak Sunda dan berbatas kali Citarum ketimur.adalah jawa dan citarum ke barat sunda sambawa.
sumber dari kitab Kanigoro.babat kanigoro menceritakan Sang sanjaya yang berdarah jawa dan galuh menyatukan di medang mamrati iwot i pitu,(medang kamulan) di jawa tengah dan membatasi wilayahnya sampai kali CITARUM,..
kenapa ciamis berbahasa sunda karena pernah di kuasai tarumanegara,dan penerusnya adalah sunda sambawa,.yang berkedudukan di bogor,tarumanegara dulu bekedudukan di bekasi.
Sekali lagi CIAMIS ITU BERDARAH JAWA BUKAN SUNDA,karena tertakluk jadi berbahsa SUNDA
Abdi Dalem pustaka kraton surakarta hadiningrat 09 september 2012
Tedjonagoro
Matur sembah nuwun
By: KRT. TEDJONAGORO on September 8, 2012
at 4:00 pm
mantaaaafff…dodi mengalahkan kerja sejarawan. sip sip sip
By: yulia on Oktober 8, 2012
at 11:52 am
alhamdulillah jadi apal..
By: mamun hanafi on Oktober 29, 2012
at 7:01 pm
[…] https://usumhujan.wordpress.com/2008/05/09/sejarah-galuh-abad-ke-8-sd-pertengahan-abad-ke-20-1942/ […]
By: Sejarah Galuh, Abad ke-8 s.d. Pertengahan Abad ke-20 (1942) « Sebuah Catatan Kecil on Januari 4, 2013
at 9:24 am
abdi sanes pituin urang ciamis tapi aya darah ciamis -pun biang- mung abdimah resep pisan maca terutami sejarah… hatur nuhun..kana informasina
By: gantini on Januari 4, 2013
at 10:21 pm
sampurasun kanu gaduh iye situs,
pribados hoyong nyukcruk karuhun luluhur pribados anu asal muasalna ti ratu galuh, ayena sim abdi linggih di cianjur. tp nu gaduh lalakon ecesna pun nini paranton mulang kanu kawasa,mung anjena anu uningan kana runtuyan keluarga..
Dina waktos penjajahan walana pun uyut di candak ku walana kacianjur piken ngagali torowongan jalan cai ka PLTA. nu ayana di kecamatan cugenang ti harita pun uyut nikah ka urng cianjur tegesna ibu pun nini,,
ari pun uyut jenengana nu ka telah ayah onong.putra H. yasin.putra na adipati indramayu,, upami telepat namina sok di sebat kangjeng dalem saeran asik duka asih,,,saupamina aya nu uninga kana lalakon sareng cocok, sinareng rutuyan pajajaran atanapi galuh…tiasa komen ka no 087822320752,,atanapi komen dina iye situs hatur nuhun yayan…
By: yayan ruhyan on Maret 18, 2013
at 3:52 pm
galuh mah saur aki abi mah karajaan ngahiang ,,
By: Anonim on Maret 29, 2013
at 11:11 am
galuh mah sunda ..
sunda anu panglemes2na kabeh ti galuh .
By: Anonim on Maret 29, 2013
at 11:14 am
aku cuma pngen tau sejarah ratu galuh yg lebih tepat.
karna kata bapa dan nenek ku,darahku masih mengalir darah ratu galuh
By: nendri aji on April 17, 2013
at 11:32 am
I was curious if you ever thought of changing the structure of your blog?
Its very well written; I love what youve got to say.
But maybe you could a little more in the way of content so people could
connect with it better. Youve got an awful lot of text for only having 1 or two pictures.
Maybe you could space it out better?
By: acoustic guitar a chord on April 19, 2013
at 8:24 pm
For tiered, long train, it reminds us ofanother famous Wedding
Dress, no? Do you think Emily and Jef should
allow cameras at the wedding reception. Home furniture of your wedding and attend to small albeit important details like looking for the perfect dress.
No longer is one time enough – weddings are so magical that many couples gotmarried in outfits having nothing
to do with her dress in the sized needed. We talked about it
more and more brides are attracted to the Wedding Dress.
By: ao cuoi on Mei 28, 2013
at 8:25 am
hatur nuhun…,nambih2 wawasan…
By: Anonim on Mei 28, 2013
at 8:17 pm
Nuhun kang..ini salah satu sejarah kota/kabupaten Ciamis (Galuh) terlengkap yg pernah saya baca selama googling dari internet. Semoga kita urang Ciamis semakin melek terhadap sejarah lembur kita sendiri 🙂
By: DYN on Agustus 18, 2013
at 10:54 pm
Cenah galuh teh kerajaan n deket jeng kerajaan siluman jd tapak tilasna eweh d teleg bumi (k kubur). Leres kt nya kang..?
By: Moch on Oktober 27, 2013
at 8:58 pm
Sampurasun,,,Bener kang pamarentah Kabupaten ciamis mah ,,,boro-boro arek ngabiayaan Survai sejarahna sorangan ,,,jang hirup warga masyarakatna oge bingungeun ,,,mun jang lelebok soranganeun kakarek ti paparetot,,,,,
By: Anonim on Desember 29, 2013
at 6:01 pm
Terima kasih banyak kepada penulis artikel ini, benar-benar sangat berguna dalam rangka memperdalam sejarah kasundaan…sekali lagi terima kasih….
By: Teddi Mulyadi on Maret 8, 2014
at 12:39 pm
sampurasuun…! leres pisan baraya sadayana ulah hilap kana purwa srg daksi galuh teh gaduh riwayat hayu urg cukcruk ku kawelas srg ka asih nilai warisan budaya nu mulya garis waris ti karuhun. alham dulillah aya wargi nu paduli kana sajarah luluhurna htr nuhun kana bewarana hayu urg saling wengku kupatali asih ning ati jati sunda nu jadi ciri. slm kasadayana dulur2 …! wslm nandang jamban sari.
By: Anonim on Mei 19, 2014
at 9:06 am
galuh galih jeng galeuhna . tekad ucap jeng lampahna .asah asih jeung asuhna. eta ciri 3 nu jadi palsapah kahirupan urg sadayana maka bkl terang aya leuweung lawang lawungna. mangga urg teuleuman eta siloka cing kabuka ngajadi pituduh nu sampurna cag
By: nandang jamban sari on Mei 19, 2014
at 9:13 am
ass wr wb……………. mohon maaf mganggu sy mau nany a hubungannya raden panggung jaya dengan kerajaan galuh atau raja galuh dimana dan siapakah dia.? mohon maaf mganggu trima kasih
By: Anonim on Agustus 1, 2014
at 6:50 pm
salami 16 taun di ciami nembean pisan terang secara detail kana sejarahna. Hatur nuhun ka kang dedi
By: Nisa Fauziah on Oktober 12, 2014
at 2:54 pm
bagja ayeuna mah abi tos maca sejarah galuh. abi asli urang kp sindanglaya kec.banjarsari kabupaten ciamis
By: Anonim on Oktober 25, 2014
at 12:54 pm
htr nuhun kang kana tulisanana, mudah-mudahan khususna urang Ciamis teu pareumeun obor.
By: Anonim on Januari 17, 2015
at 3:59 pm
kamarana orang ci amis atuh na bet marara ridang teu aya nu di lembur
By: Anonim on Januari 6, 2016
at 10:15 am
Nenek sya dari kerajaan Galuh, Gelarnya NYIMAS. Asal keluarga dari Gunung Cupu, Ciamis.
By: Anonim on Januari 26, 2017
at 9:33 pm